Monday, October 31, 2011

Silent

Knock knock.

"Dr., busy?"
"Tak. Masuklah,"

Aku masuk. One thing that I like it here despite everything, is the doctor. This handsome doctor membuatkan aku masih berada di USM. At least bila aku rasa membuak buak rindu pada sekalian doktor ORL kacak kacak di sana.

"Erm, saya nak tanya pasal patient tadi. Can we discuss? Kalau saya tak menggangu doktor,"
"Sure. Come in. Kenapa?"
"I just.. ermm.. wondering, what's you diagnosis eh? Patient was asking me, and when I went through the folder, saya tak nampak definite diagnosis. Perhaps saya tak perasan,"

Doktor kacak berhenti from whatever he did, bersandar macam bos besar gaya yang selalu ada dalam TV dan melihat aku-sumpah-takut.

"What do you think?"
"What am I thinking?"

"Yep. From your assessment?"
"Labyrinthitis. But then I couldn't do much. And yours?"


Actually the conversation wasn't that smooth (I used to argue or perhaps discussing with all my lecturers yang boleh aku arguelah, but then this doctor, god knows what he's thinking). Aku jawab sambil otak aku fikir sebaik boleh dan selembut boleh dan sesopan boleh ayat ayat yang aku guna. Aku cuma takut. Takut salah faham. Takut nanti manalah tahu...

"I think it's Meniere's,"
"Meniere's? Ermm.. okay, ermm..,"
"You think it isn't, kan? What's ypur points it shouldn't be Meniere's?"

There, again! I feel like I  was viva-ing. Again. 

"From the history, it is sudden hearing loss, with vertigo and tinnitus, nauseous,"
"Menniere's sudden jugak,"
"Normally it's fluctuating,"
"Dia mungkin fluctuate, by the time you assess her, dia dah dapat profound loss,"

Aku pandang dalam dalam mata doktor kacak ini. I don't want to argue more. Aku takut.

"Awak ada sebab lain?"
"If it is menniere's, bla bla bla. Patient doesn't bla bla bla. Labyrynthitis bla bla bla, and patient claims of bla bla bla, so, for me, I think it is more likely to be labyryhnthitis,"
"Okay, why wasn't neuritis?"
"It should not affecting hearing then,"

Doktor pandang aku sambil bersandar kerusi sekali lagi.

"I'm just saying, I... erm..,"

I lost. My anxiety rise and reaching the roof. All the scene of failure just coming back again and again. The  advice that I could go beyond others lingering in my mind again.

"It's okay. I could be wrong..."

He smiled.
I did nothing but silent., luckily another patient came in.

Friday, October 28, 2011

Tunggang Terbalik!

Aku tengok tengok website for adopting baby. Don't ask me why. Habit aku tengok gambar baby bawa aku ke sini. Dan masa aku tengok beberapa senarai manusia yang tengah menunggu atau mempromote diri untuk menjadi adoptive parents, cuba teka apa aku jumpa.




Bilangan keluarga normal dengan 
PROUD lesbo and gay parents 
adalah sama banyak! What the....?!

Oh dunia... :'(

Thursday, October 27, 2011

My Happiest Moment

Phewww. Anyway, this is my first time writing a post for a contest. Yeap. It's a contest. Those who know me will know that I don't really bother with any online contests because well, I write to express not to impress. But then, why this contest really grab my attention?

Here we go!




Oh I can explain bla bla bla regarding the story why-I-don't-bother thing, but can we just skip to the real part? The happiest moment? We call it happy because happy story shouldn't be buried without sharing, should it?

Hehhehhee.

When I was little, the last thing I would do was eating. I guess all moms in the world face the same problem here, persuade their sweethearts to have all the nutrients so the will grow up. They will anyway, but will they grow up healthily? Hmmm..! So what will they do (including my mommy)?

Yeah!
FORCE US!

I like to read, to write, to doubt not to mention I am enthusiast with everything. They call it curiosity, for me, it just the brain neurons try to make more connection actually do the talking. Whatever it is, mommy made one rule here, one question, one mouthful, one answer until I ate everything or I just pretend I had no more questions to avoid the yucky vegetables. 

Everything has changed now. Nobody force me to eat. The rule has disappeared now and no longer applied. I have fingertip-library, endless sources of answers, internet. Whatever questions I raise now, sometimes, mommy has no idea how to answer. Sometimes, I don't even like to ask because I think there is no point of asking. 

Sometimes...
(Silently cry)
My bad.

Out of sudden, I hope I can travel back to this moment where this picture was captured. I want to hug her and let her know how much this memory has touched me. Because to hug her now, at this age, is very not me.

When I see this picture, when I see my oily cheeks, when I see my little hands were holding a piece of paper, I know I was mommy's sweetheart who never stop asking. Mommy is just my mommy, who will never stop answering...




So, what yours?
Come on and join and click here!

Monday, October 24, 2011

Sallimnaaaaa

Rabbana
Sallimna
Wa Sallim dina na
Wa Sallim imana na
Wa Sallim tauhidna

Wahai tuhan kami
 Selamatkan kami
Dan selamatkanlah agama kami
Dan selamatkanlah iman kami
Dan selamatkanlah  pegangan kami

Istajib du'a ana
Ya Rahman
Ya Rahim
Ya Muntaqimu
Ya Allah
Ya Allah
Ya Allah...



Saturday, October 22, 2011

Favouright [4]

"What's wrong for not being you? Sometimes, we need to be somebody so we know how to be better,"








It's fake. Well, if you ask me.

Thursday, October 20, 2011

Inilah Kenapa Aku Suka Doktor HUSM [2]



I miss USM more and more despite the nightmares. I miss my friends more and more despite the fights. I miss people I admire more and more despite the hatred. I miss the programs more and more despite the tiredness. I miss the Hamdan Tahir more and more despite the super duper cold. I miss all the physicians more and more despite their hurting needles. 

I miss all the memories more and more despite knowing it will never reoccurred.

It hurts.

Budak Kan Jujur

I like to tease and play and quiz and entertain all the kids that come to me. Sometimes (most of the time), I like to ask nonsense questions because no matter how stupid it sounds, they answer honestly.


"Kita main lukis lukis okay?"
"Nak lukis apa?"
"Lukis Kak Ngah,"

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

"Nah,"





p/s: Padanlah bila aku tanya aku comel ke tak, diorang jawab comel. Memang comel pun err.. lukisan tu. :P

Tuesday, October 18, 2011

Favouright [3]

"Someone somewhere is made for you,"
~Dil To Pagal Hai








Where are you?

Monday, October 17, 2011

Fobia

Aku claustrophobic. Takut tempat sempit.
Aku acrophobia. Takut tempat tinggi.

So bila campur dua tu, aku sangat anti dan fobia dengan lif. Aku rela naik tangga kalau tak lebih 5 tingkat. Lagilah aku lupakan lif, bila aku dapat balance disorder. But then, kaki aku pulak putus ligamen. Nak tak nak, naik lif.

Dari situ aku mula berani sikit sikit despite the muntah and nausea lepas naik lif. Tu belum lagi aku akan pejam mata atau tunduk try to shift my mind away. Try to get rid the feeling that I'm in the elevator. I hate that. But since dapat balance problem, dia macam terapi bila aku perlahan lahan belajar adapt dengan lif.

Dan sejak sejak aku kena buat MRI, aku boleh ease a bitlah claustrophobia ni. Sebab nak jaga air muka dengan doktor oh come one takkan mula legend aku ni takut dengan tempat sempit?

The moment they pushed me in, aku cuba fikir benda lain sebab sumpah aku terus rasa tak boleh bernafas, so aku cuba cakap dengan sendiri. Sometimes aku humming for the sake of the test results. Ada satu moment tu aku paksa tidur, tapi MRI tu bunyi kalau merdu tak apa gak.

Aku takut macam orang gila sorang sorang dalam tu, and ada masa masa aku termenangis. Pastu cakap sorang sorang, pastu humming perlahan lahan melodi lagu lagu aku suka.

Sampai satu tahap, aku dah tak boleh bertahan, then aku nak push the emergency button the placed in my hand but then tadaaaa, satu doktor masuk.

"Okay tak?"

Angguk. Cis, dan lagi kau nak jaga air muka kau?

"Dah siap eh?"
"Belum. Sepuluh minit lagi,"

Whattttt!

"Saya nak masukkan ubat,"

Aku hulur tangan.

"Kenapa?"
"Nak masukkan contrast lagi sikit,"

Menatang apa pun aku tak tau. Tapi angguk jela.

"Okay baringlah. Sekejap lagi,"

Sekali lagi nafas aku tak berapa nak menentu. Try to hum another song pujuk mata jangan mengada nak berair-airlah.

---

Sekarang aku okay sikit dengan claustrophobia and acrophobia. Well maybe I used to hum or manage how to deal with those phobias. 

Tapi baru baru ni, aku dapat satu benda tak best dengan lif like stupid lif! Aku masuk sorang sorang, so macam biasa aku akan berdiri dekat satu corner dan tunduk dan start to hum sesekali angkat kepala sambil perhati nombor dalam tu menandakan tingat berapa lif naik turun.

Aku nak ketingkat 6, so lif naik ke atas. But this time aku boleh rasa dia naik tu extra laju dan tiba tiba dia bergegar dan berhenti kat tingkat 5, turun dengan cepat sambil berbunyi "Going down,"

Kalau kau tengok muka aku, mesti kau tengok mayat. Aku dah nak termuntah ketakutan. So aku tekan je tingkat lima dengan harapan lif terbuka, tapi vroooommm dia naik laju dan bergegar, "Going down," dan turun dengan laju.

Berhenti.

Aku pandang segala benda yang mungkin boleh selamatkan aku. Tak ada.

Elok aku nak tekan loceng kecemasan. Lif terbuka perlahan. Aku berdoa dengan harapan dia tak terbuka antara bangunan. Syukurrrrr.

Aku keluar dengan terus bersandar dekat tepi cuba  stabilkan diri.

"Okay tak ni?"

Terkejut aku bila ada orang tegur aku. Aku pakai white coat so diorang mesti ingat aku staff situ.

"Yeah,"
"What's wrong?"
"Nothing,"

Lelaki yang tegur aku senyum dan mula melangkah masuk lif aku naik tadi.

"Err.. I think it's better for you to use that one,"
"Why?"
"Errmmm. It's not working. No no.. it's working, it just.. it's better you use that one,"
"Okay. Are you sure you're okay?"
"Yes. I'm fine. Thanks for asking,"

Dia macam resist nak naik tapi aku senyum and angguk to reassure. 

Thank to the elevator. Now, my phobias come back. Thank you.







---

Lepas aku tengok cerita medik bersiri House and Grey's Anatomy, baru aku tahu doktor boleh tengok kita dalam MRI tu. Cop cop cop! So adakah doktor nampak aku menagis dan dengar aku humming as well?

Oh, damn~

Thursday, October 13, 2011

From Other Than Us

This is a true story from my dad about an honest Chinese's prospective.

Okay tu je bahasa omputeh, the rest bahasa malaysia. Cop, the rest tu bahasa apa?
Shadap yu.

Bapak guwe melawat kawan bapak guwe a.k.a bapak my ex-monkey's love. Not that I was a monkey, oh please ini bukan kisah teori evolusi manusia dari monyet hokay. Itu hanyalah pepatah melayu yang di alih bahasa kepada cinta monyet like oh come on, binatang lain pun bercinta juga kenapa kau pilih monyet?

Shadap yu. Again.
Now blaming on Yu The Fish.

***

Ayah saya sedang menikmati sepotong setongkol jagung ketika melawat kawan dia di hospital. Sedang beliau menikmati setongkol jagung, ada seorang lelaki cina berpakaian segak duduk di sebelah beliau tapi saya tak pasti beliau menikmati setongkol jagung atau tidak. Tak tertanya.

Suasana ketika itu hanyalah senyap kerana ayah saya makan cepat cepat kerana dia perlu pulang ke pejabat dan masa sudah menghampiri jam dua. Bukan bermakna ayah saya pakai dua jam. Ia memberitahu hoiiiii balik pejabatlah dah pukul dua petang baii!

Tiba-tiba lelaki cina segak itu memandang ayah saya.

"Ekonomi makin teruk sekarang,"

Aik? Ayah saya hanya mendengar dan memakan jagung tanpa menyampuk tapi cuba menjadi a good listener. Okay, sebab cerita ini tak ada saya dan setiap dialog dalam blog ini ada color-coded; my dialog will be green and others will be red but since I didn't do the talking, the green will goes to my daddy.

"Tak semestinya negara okay kalau kerajaan tukar pimpinan. Kalau tak tukar, pun sama juga. Kalau tak tukar, rasuah masih sama, rakyat susah. Kalau tukar, pun banyak susah. Kerajaan baru nak bayar hutang, rakyat susah. Menteri semua duit banyak boeh lari. Duit diorang bukan sini punya bank, luar negara,"

Bapa saya diam lagi sambil senyum mendengar sambil terfikir aik, kau economist ke apa nih? Okay, this isn't political issues or whatsoever eh. This is just a conversation that I found interesting. Hokay? Don't get me wrong.

"Dulu masa saya kerja bank dekat Kelantan bla bla bla,"

Wow! Ada perkataan Kelantan di situ. Actually aku cuba recall cerita part ni berkisarkan apa sebab aku ingat Kelantan, hujan, meniaga atas sampan, bank dia tinggi so tak banjir macam tu. Aku tak boleh nak rearranged the puzzles part neh. So, ampuuun.

Dan bapak aku berkata di dalam hati, padan cakap pasal politik ekonomi segala, orang bank rupanya. Tapi lelaki cina ni terus bercerita despite my dad's only nod his head and cakap sikit sikit je sebab dia kejar masa (which is very rare sebab bapak saya banyak mulut macam sayalah).

Satu je mulut tapi banyak cakap ahhh shadap yu orang fahamlah!

"Saya pun a manya pelik kenapa takut sangat itu hukum hudud,"

Perghh!

"Orang salah saja takut dengan hukum hudud maaa. Lagipun orang bukan islam mahu takut apa? Hukum itu bukan untuk diorang. Lagipun saya percaya ramai sokong,"

WOW!

Tapi bapa saya kena balik office dan terpaksa resist dari berbual panjang. Siapa tak rasa nak berbual panjang lelaki bercakap seperti cina dengan dialek cina bercakap perihal ini?

"Saya kena balik pejabat. Jumpa lagi,"

Bapa saya senyum.

"Tanya satu soalan boleh? You polis ka?"

Bapa saya gelak besar.

"Kalau you mau tangkap, habislah Rashid,"

Errrr. Siapa Rashid? Tapi bapa saya tak tanyalah kan.

"Tak lah. Bukan polislah. Saya jalan dulu ye?"
"Okay. Assalamualaikum,"







Cop. Cop. Cop! Dia bagi salam? Ke nama dia yang Rashid? Dia guna third person bahasakan diri, like me?
Hmmmm, muallaf rupanya.

Muslim ada rasa nak malu sikit sikit tak?

Tuesday, October 11, 2011

Babai

My life has been upside down. Those who keep coming, thank you. But there will be no new posts until further notice.






It means until everything get settled.

Sunday, October 9, 2011

Favouright [2]


"... only if my courage is constant,"
Haih!

Thursday, October 6, 2011

Harga Seposen Pemikiranku

Okay, tajuk nak vogue. Aku ada dua benda yang aku rasa nak cakap. Sebenarnya satu, tapi jadi dua untuk hari ini.

---

Pertama.

Saya percaya anda semua memiliki sekurang-kurang satu TV di rumah. Dan saya juga percaya yang saudara kacak saudari jelita sekalian pernah dan masih menonton salah satu siaran TV ini. Dan saya juga amat percaya adik kakak abang makcik pakcik juga melihat salah satu iklan TV yang pada saya agak amat annoying untuk ditonton.

Dalam pada usaha kita, usaha mak ayah tak dinafikan usaha kerajaan sedang berusaha keras untuk mendidik rakyatnya menjadi sopan santun, lemah lembut, berbudi bahasa amalan kita, masih ada kepala kepala kreatif yang membina dan mencipta iklan sebegini secara tidak langsung membelakangkan usaha usaha murni ini.

Umum tahu di dalam perpustakaan perlu senyap, apatah lagi mereka yang memakai uniform sekolah yang dah tentu tentu arif dengan segala mak nenek peraturan ketika berada di dalam perpustakaan. Namun iklan ini, menunjukkan sebaliknya. Kanak kanak perempuan, belum cukup usia, berani menentang peraturan, berani membelakangkan nasihat, berani untuk tidak takut pada guru, superior.

Huh!

Apa punya iklanlah!

Di samping itu (ehemm kembali kepada mood bahasa), tidakkah kita sedar dengan sentiasa mengalakkan kanak-kanak untuk lebih menyertai hiburan bukan sahaja merugikan negara bahkan memusnahkan masa depan dunia yang sepatutnya bersinar cemerlang? Tidak sedarkan kita apabila kita sering memberi makanan hiburan kepada kanak-kanak adalah sama maksudnya dengan menyuap junk foods yang memusnahkan aspek pintar, kreatif, kritis serta memberi izin segala penyakit bahaya untuk bersarang?

Dan sedarkah kita, dalam tidak sedar kita sebenarnya membantutkan kecerdikan walhal pintar itu bermula dari seawal usia?

Jadi sila beritahu saya mana baiknya iklan perosak sebegini, dan sila jelaskan adakah kita boleh melahirkan jurutera, cendekiawan, doktor, sasterawati, saintis dan angkasawan dengan pendidikan awalnya, hiburan?

Oh, menteri mungkin boleh.








Kedua.

Saya pernah mengomel bahawasanya rakyat Malaysia sungguh kreatif satu masa dulu. Setiap kali ada berlaku perkara-perkara ajaib, luar normal dan unik, kitalah yang paling suka mengaitkan dengan nombor, dengan kebarangkalian dengan itu dan dengan ini. Ya, kita! Sebab saya tak pernah menghadam perkara sebegini dari bahasa lain.

Seperti hari ini, dunia dikejutkan dengan kematian salah seorang manusia genius mencipta Ipad, Iphone, Mac dan sebagainya yang jelas jelas saya tak tahu dek kerana buta IT-sekian-terima-kasih. Kematian adalah perkara biasa. Yang hidup pasti mati. Normal.

Yang diluar normal adalah perihal genius itu. Dan sekarang penuh wall FB saya dengan rantaian website membincangkan asal usul pencipta hebat ini. Dan ini menyebabkan hati saya terdetik, kenapa sekarang? Kenapa bukan ketika dia hidup? Kita sungguh gemar dengan perkara BOOMM! walhal dalam masa yang sama kita mencipta spekulasi yang akan berhenti apabila tiba satu perkara yang lain untuk dijadikan spekulasi.

Kenapa?




p/s: Sekian, latihan Bahasa Melay SPM saya untuk hari ini.

Post-It [3]: Well



I miss you.
Babai.




p/s: I promise I'll write something bagus-untuk-otak-baca tonight, but then end up melukis post-it. Haih.

Monday, October 3, 2011

Bila Fikir Fikir Balik

Dulu semua benda nak tulis. Setiap hari rasa istimewa je. Dululah. Dulu masa kat USM. Tiga tahun pertama, oh mungkin setahun pertama tak berapa menarik but yes roughly, 3 tahun pertama was so heaven. Setiap benda rasa macam benda baru. Semua benda nak abadikan dalam blog.

Okay. Now dah ada FB. Bila tengok balik, FB dah buat since tahun 1 lagi tapi apa benda rupa tak pernah tahu. FB is just one account created because somebody invited. That's it. Kan ke masa tu famous Friendster?

Bila ingat ingat balik, masa tu semua benda nak tepek kat Friendster, especially gambarlah. Tapi fungsi Friendster limited, jadinya tak adalah seghairah FB sekarang.

Sekarang, bila dah nak cecah 25 (Oh my...!), bila fikir fikir balik, bila baca baca balik, bila tenung tenung balik, euwww benda macam ni pun kau nak mengadu? Benda macam ni pun jadi bahan cerita. Tak peliklah kawan aku pernah kata masa mula mula dia baca blog aku, dia rasa aku gedik. Alah, macamlah sekarang tak, kan? Perkataan gedik tu dia bagi aku sampai sebati. Kalau dia tak cakap aku gedik, lain pulak rasa. Hahhahhaa. Dan bila fikir balik, bila makin dewasa, makin kuranglah untuk rasa enjoy tentang benda benda kecil. No wonder orang tua, makin tua. 

There's a saying said (I forgot where I read it), more or less lah; budak budak enjoy semua benda dan masa yang diorang ada, which very few adults do. No wonder adults will never look younger lah kan?

Tapi people change. The mind pun berubahlah kan? So, aku masa dulu, dengan aku masa sekarang of courselah sikit sebanyak ada berubah. Macam bila FB keluarkan previous status on this date, aku kadang kala ketawa. Olololo naifnya, tampar sedas baru tahu.

Dulu semua benda jadi perhatian, sekarang pun semua benda jadi perhatian, tinggal lagi nak speak out or jadi passive observer. Observe orang lalu lalang, observe doktor doktor, observe another staffs, observe patients of course, observe bloggers, observe Facebookers, observe yang paling penting, diri sendiri.

Aku bahagikan pada dua, bila observe orang yang bergerak, orang atau makhluk dalam dimensi 3D, itu observe hidup. Observe alam maya, itu silent observation. Dulu masa kelas psikologi, ada soalan dari pensyarah aku. Not really soalan lah, dia suruh student dia bagitahu 2 kelebihan diri sendiri. When  my turn came to me I told him.

"I am creative and I can read people,"

Statement first tak adalah undang benda benda tak best not that the second point will, it just when my lecturer said that I can't judge a book by its cover, I knew immediately that I shouldn't say that. Simple. Don't be different. Don't tell different. Don't act different. 

Kadang kadang kita lupa, people somehow is predictable. Kan?

Predictable like what happen now. All the final year PPSKs dah start their theses. Especially my juniors, the FB wall mostly all about the theses. Is it predictable? Okay, few weeks earlier, kebanyakan rakyat FB akan mula borak atau tulis status regarding konvo (including me), will upload photos, giggles all over and banggg! Yep, it happened! Is it predictable? And USM buka, medical students start mengeluh regarding the timetables, the postings and banggg! It happened too. Is it predictable?

It is. Itu for my silent observation.  

This is excludedlah kan for those Facebookers' yang keep on posting hari ni makan nasi bersama husband (Aww awak je ada husband), esok nak keluar jejalan (there is no other day but tomorrow), lusa nak balik kampung (hello pencuri, help yourself!).

Ini untuk pengamatan hidup. It is predictable too. Macam aku jalan dengan orang tak suka aku, I can sense it. We all can sense it. Atau orang marah kita, even that people tak buka mulut sepatah pun, kita boleh rasa. Kita boleh predict perasaan dia. Itu sebab dalam bahasa, dia bukan hanya ada bahasa, bahasa. Kita ada bahasa tubuh, bahasa mata, bahasa mulut. Almost semua orang boleh faham bahasa selain bahasa bahasa, kecuali orang ada penyakit macam Right Hemisphere Syndrom, tu lain.

The different is level setiap orang membaca bahasa bahasa tersebut. And that level can only be gained by massive observations. So, I questioned myself, when I told my lecturer that I can read people, was I wrong?

I don't think so. Well, maybe I'm wrong. Not that can-read-people wrong, but the level is not that high like he has. Well, he is a counselor for goodness's sake!

Oh not that I'm angry to him okay. My point is, the predictable now becomes unpredictable to me. My point is, bila kita fikir fikir balik (like the above tittle), how time really change us. How time really really really ...

You fill in the blank-lah.




Predictable kan? Dah 3 minggu konvo, upload tetap upload!



I miss my lecturer. This lecturer.

Sunday, October 2, 2011

Post-It [2]: Can It?



"You know what can't be waited?"

One of my chinese friend asked me.

"There's a lot of it. But, what's in your mind?"
"Balas budi mak ayah,"



Long pause. 

Saturday, October 1, 2011

Post-It [1]: ... and YOU?


---



"First time I heard your voice, I can sense that you're friendly,"
"Thanks,"
"Then, I met you.. You're nice,"
"Thanks again,"




You might see me very friendly, well I am. 

But, you're my patient, I have no other option to choose. Don't worry anyway, I can promise you this one; I love helping people, and been thought to help people a lot. But please, don't praise me too much. I'm just a normal human being.

The helping heart, you can trust on that one. It is pure.